DEFINISI WAHYU
Dalam The Moody Handbook of
Theology, Paul Enns menjelaskan bahwa kata wahyu berasal dari bahasa Yunani
yang artinya “penyingkapan” atau “dibukakan”. Sehingga dapat diartikan bahwa
wahyu adalah penyingkapan Allah akan diri-Nya sendiri kepada umat manusia. Dalam
hal ini terbuktilah bahwa manusia tidak akan pernah tahu tentang Allah tanpa
Allah sendiri yang membukakan rahasia tentang diri-Nya kepada manusia.
Peyingkapan diri Allah yang paling jelas ada dalam Pribadi Yesus Kristus yaitu
Allah yang menjadi manusia.
Wahyu ialah cara Allah untuk
memngkomunikasikan fikiran, maksud dan kehendak-Nya dengan berbagai penyataan
dalam kurun waktu yang pendek atau panjang. Wahyu ialah insiatif Allah sendiri,
hal ini karena sifat manusia yangs sangat terbatas dalam fikiran dan kemampuan
untuk mengenal Allah. Manusia tidak mampu mengenal Allah apalagi mengetahui
kehendak Allah tanpa Allah sendiri yang menyingkapkan atau membukakan kepada
manusia. Jadi, dalam bahasa sederhananya, wahyu berbicara tentang penyataan.
Ada dua penyataan atau
wahyu, yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Dalam wahyu umum Allah menyatakan
diri-Nya melalui sejarah dan natur. Dalam wahyu khusus, Allah menyatakan
diri-Nya melalui Kitab Suci dan melalui Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus.
WAHYU UMUM
Wahyu umum dianggap penting
sebagai pendahulu dalam penjelasan keselamatan. Dalam jenis pewahyuan ini,
Allah menyatakan kebenaran-kebenaran dan sifat-Nya kepada seluruh umat manusia.
Akan ada wahyu khusus jika ada wahyu umum terlebih dahulu. Contoh yang paling
jelas dari pewahyuan umum yaitu alam. Semua manusia dapat merasakan wahyu umum
dalam alam ini, karena wahyu umum ini mencakup seluruh dunia dimana manusia
berada. Keteraturan alam merupakan gambaran dari sifat Allah yang bekerja
secara teratur yang dapat dinikmati semua mausia. Keberadaan benda-benda langit
dalam alam semesta yang telah Allah atur sedemikian rupa adalah tepat adanya
dalam rangka kelangsungan hidup manusia dan mahluk ciptaan lainnya. Hal ini
akan kacau bila perletakannya tidak teratur. Dalam hal ini Tuhan telah
memperhitungkan segalanya. Contohnya ialah bila matahari terlalu dekat maka
mahkluk hidup termasuk manusia tidak akan dapat bertahan hidup karena terlalu
panas, demikian juga bila posisi matahari terlalu jauh, mahkluk hidup termasuk
manusia tidak dapat bertahan hidup disuhu yang terlalu dingin. Demikian juga
halnya dengan bulan, jika keberadaannya terlalu dekat maka akan menimbulkan
gaya gravitasi yang terlalu tinggi sehingga air laut pasang dan menutupi
permukaan bumi.
Dalam diri manusia sendiri
juga ada hal yang spektakuler yang dinyatakan Allah dan dapat dirasakan semua
manusia. Penyataan ini ialah berupa tubuh manusia dengan sistem kerjanya yang
ajaib dan complex. Kinerja tubuh manusia mulai dari komponen terkecilnya yaitu
sel, jaringan, otot, organ sampai pada sistem yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya telah diatur dan dirancang oleh Tuhan. Bila salah satu dari sistem
mengalami gangguan, maka hal ini akan mengakibatkan gangguan pada sisitem yang
lain, sehingga segala sesuatunya harus dijaga keseimbangannya.
Allah juga menyatakan
dirinya secara umum lewat pemeliharannya yang bersifat universal, misalnya
dalam hangatnya sinar mentari, hujan, pelangi, oksigen yang dapat dinikmati
setiap orang. Namum, pengontrolan pemeliharan Allah juga dapat dirasakan oleh
manusia sebagai suatu didikan, contohnya ialah bencana dan pemulihannya.
Semuanya menunjukkan bahwa Allah menyatakan segala sesuatunya dengan harmoni,
teratur dan baik (seimbang).
Allah juga menyatakan
penyataan umum-Nya lewat hati nurani. Hal ini terbukti dengan adanya intuisi
dalam setiap diri manusia. Secara intuitif manusia mengetahui bahwa Allah
menginginkan manusia untuk melakukan hal yang dipandang baik dan menjauhi apa
yang dianggap jahat. Intuisi ini memimpin manusia untuk berbuat baik pada
awalnya, meskipun hal ini tidak membawa pada keselamatan. Namun wahyu umum ini
merupakan jalan pendahuluan untuk memperkenalkan kepada keselamatan.
WAHYU KHUSUS
Jika wahyu umum merupakan
pendahuluan pada keselamatan, maka wahyu khusus akan berbicara fokus tentang
keselamatan dalam Yesus Kristus, yang dalam hal ini juga berkaitan dengan Kitab
Suci karena informasi tentang Yesus Kristus sendiri kita dapatkan dari Kitab
Suci, sehingga dapat dikatakan bahwa wahyu khusus terbatas hanya pada Kitab
Suci. Wahyu khusus dapat berupa perkataan Allah/ perjumpaan dengan Allah secara
khusus kepada manusia, contohnya ketika Allah menampakkan diri dan berbicara
kepada Musa, Abraham, Ishak, Yakub dan tokoh-tokoh Alkitab lain.
Wahyu khusus datang langsung
dari Allah bukan dari dalam diri manusia. Hal ini dibutuhkan karena manusia
telah berdosa sejak kejatuhannya yang membuat manusia tidak mampu berhubungan
dengan Allah karena dosa yang mengahalangi. Inisiatif Allah ini dalam rangka
memuihkan persekutuan manusia dengan diri-Nya sendiri, maka hal yang mendasari
Alah memberikan wahyu khusus-Nya ialah untuk menyatakan keselamatan dan
rekonsiliasi hubungan manusia dengan Allah. Hal ini merupakan gagasan dari
Allah terhadap manusia, sehingga Allah Bapa menjadi Yesus Kristus dalam
perwujudan wahyu khusus-Nya dan perwujudan pekerjaan rekonsiliasi akbar-Nya
pada kayu salib dan kemudian ditulis menjadi Kitab Suci dengan pimpinan Roh
Kudus.
Demikianlah pewahyuan khusus
mencapai puncaknya pada pribadi Yesus Kristus, hal ini juga sebagai penggenapan
dari wahyu sebelumnya dalam nubuatan para nabi.
SOLI DEO GORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar