Sabtu, 25 Juli 2015

WAHYU

DEFINISI WAHYU
Dalam The Moody Handbook of Theology, Paul Enns menjelaskan bahwa kata wahyu berasal dari bahasa Yunani yang artinya “penyingkapan” atau “dibukakan”. Sehingga dapat diartikan bahwa wahyu adalah penyingkapan Allah akan diri-Nya sendiri kepada umat manusia. Dalam hal ini terbuktilah bahwa manusia tidak akan pernah tahu tentang Allah tanpa Allah sendiri yang membukakan rahasia tentang diri-Nya kepada manusia. Peyingkapan diri Allah yang paling jelas ada dalam Pribadi Yesus Kristus yaitu Allah yang menjadi manusia.
Wahyu ialah cara Allah untuk memngkomunikasikan fikiran, maksud dan kehendak-Nya dengan berbagai penyataan dalam kurun waktu yang pendek atau panjang. Wahyu ialah insiatif Allah sendiri, hal ini karena sifat manusia yangs sangat terbatas dalam fikiran dan kemampuan untuk mengenal Allah. Manusia tidak mampu mengenal Allah apalagi mengetahui kehendak Allah tanpa Allah sendiri yang menyingkapkan atau membukakan kepada manusia. Jadi, dalam bahasa sederhananya, wahyu berbicara tentang penyataan.
Ada dua penyataan atau wahyu, yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Dalam wahyu umum Allah menyatakan diri-Nya melalui sejarah dan natur. Dalam wahyu khusus, Allah menyatakan diri-Nya melalui Kitab Suci dan melalui Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus.


WAHYU UMUM
Wahyu umum dianggap penting sebagai pendahulu dalam penjelasan keselamatan. Dalam jenis pewahyuan ini, Allah menyatakan kebenaran-kebenaran dan sifat-Nya kepada seluruh umat manusia. Akan ada wahyu khusus jika ada wahyu umum terlebih dahulu. Contoh yang paling jelas dari pewahyuan umum yaitu alam. Semua manusia dapat merasakan wahyu umum dalam alam ini, karena wahyu umum ini mencakup seluruh dunia dimana manusia berada. Keteraturan alam merupakan gambaran dari sifat Allah yang bekerja secara teratur yang dapat dinikmati semua mausia. Keberadaan benda-benda langit dalam alam semesta yang telah Allah atur sedemikian rupa adalah tepat adanya dalam rangka kelangsungan hidup manusia dan mahluk ciptaan lainnya. Hal ini akan kacau bila perletakannya tidak teratur. Dalam hal ini Tuhan telah memperhitungkan segalanya. Contohnya ialah bila matahari terlalu dekat maka mahkluk hidup termasuk manusia tidak akan dapat bertahan hidup karena terlalu panas, demikian juga bila posisi matahari terlalu jauh, mahkluk hidup termasuk manusia tidak dapat bertahan hidup disuhu yang terlalu dingin. Demikian juga halnya dengan bulan, jika keberadaannya terlalu dekat maka akan menimbulkan gaya gravitasi yang terlalu tinggi sehingga air laut pasang dan menutupi permukaan bumi.
Dalam diri manusia sendiri juga ada hal yang spektakuler yang dinyatakan Allah dan dapat dirasakan semua manusia. Penyataan ini ialah berupa tubuh manusia dengan sistem kerjanya yang ajaib dan complex. Kinerja tubuh manusia mulai dari komponen terkecilnya yaitu sel, jaringan, otot, organ sampai pada sistem yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya telah diatur dan dirancang oleh Tuhan. Bila salah satu dari sistem mengalami gangguan, maka hal ini akan mengakibatkan gangguan pada sisitem yang lain, sehingga segala sesuatunya harus dijaga keseimbangannya.
Allah juga menyatakan dirinya secara umum lewat pemeliharannya yang bersifat universal, misalnya dalam hangatnya sinar mentari, hujan, pelangi, oksigen yang dapat dinikmati setiap orang. Namum, pengontrolan pemeliharan Allah juga dapat dirasakan oleh manusia sebagai suatu didikan, contohnya ialah bencana dan pemulihannya. Semuanya menunjukkan bahwa Allah menyatakan segala sesuatunya dengan harmoni, teratur dan baik (seimbang).  
Allah juga menyatakan penyataan umum-Nya lewat hati nurani. Hal ini terbukti dengan adanya intuisi dalam setiap diri manusia. Secara intuitif manusia mengetahui bahwa Allah menginginkan manusia untuk melakukan hal yang dipandang baik dan menjauhi apa yang dianggap jahat. Intuisi ini memimpin manusia untuk berbuat baik pada awalnya, meskipun hal ini tidak membawa pada keselamatan. Namun wahyu umum ini merupakan jalan pendahuluan untuk memperkenalkan kepada keselamatan.

WAHYU KHUSUS
Jika wahyu umum merupakan pendahuluan pada keselamatan, maka wahyu khusus akan berbicara fokus tentang keselamatan dalam Yesus Kristus, yang dalam hal ini juga berkaitan dengan Kitab Suci karena informasi tentang Yesus Kristus sendiri kita dapatkan dari Kitab Suci, sehingga dapat dikatakan bahwa wahyu khusus terbatas hanya pada Kitab Suci. Wahyu khusus dapat berupa perkataan Allah/ perjumpaan dengan Allah secara khusus kepada manusia, contohnya ketika Allah menampakkan diri dan berbicara kepada Musa, Abraham, Ishak, Yakub dan tokoh-tokoh Alkitab lain.
Wahyu khusus datang langsung dari Allah bukan dari dalam diri manusia. Hal ini dibutuhkan karena manusia telah berdosa sejak kejatuhannya yang membuat manusia tidak mampu berhubungan dengan Allah karena dosa yang mengahalangi. Inisiatif Allah ini dalam rangka memuihkan persekutuan manusia dengan diri-Nya sendiri, maka hal yang mendasari Alah memberikan wahyu khusus-Nya ialah untuk menyatakan keselamatan dan rekonsiliasi hubungan manusia dengan Allah. Hal ini merupakan gagasan dari Allah terhadap manusia, sehingga Allah Bapa menjadi Yesus Kristus dalam perwujudan wahyu khusus-Nya dan perwujudan pekerjaan rekonsiliasi akbar-Nya pada kayu salib dan kemudian ditulis menjadi Kitab Suci dengan pimpinan Roh Kudus.
Demikianlah pewahyuan khusus mencapai puncaknya pada pribadi Yesus Kristus, hal ini juga sebagai penggenapan dari wahyu sebelumnya dalam nubuatan para nabi.

SOLI DEO GORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar