Jabatan nabi
dalam Perjanjian lama memgang pernanan yang sangat penting terutama bagi bangsa
Israel. Nabi berbicara atas nama Tuhan, dan jabatan nabi Tuhan diberikan dan
dipilih oleh Allah senditi. Dalam penyampaian Firman Allah yang ingin
disampaikan Allah melalui nabi terdapat unsur kesan kepribadian dari nabi itu
sendiri.
Ada beberapa
unsur dalam pemberitaan Nabi, yang pertama ialah berita yang disampaikan
ditujukan untuk masa mereka sendiri. Kedua, beirta dan pelayanan mereka berisi
nubuatan yang bisa jadi merupakans ebuah peringatan. Keiga, dalam beritanya
terdapat prinsip-prinsip ilahi yang tetap sepanjang masa. Dan yang keempat,
berita yang disampaikan para nabi mengandung muatan ke-mesias-an.
Menurut Dr. Kyle
M. Yates, tanda-tanda nabi adalah sebagai berikut: Merupakan pribadi yang tidak
suka berkompromi, Sadar akan panggilan ilahi yang mengikatnya keada tugas yang
telah ditunjukkan oleh Allah, Sadar akan hak istimewa masuk kehadiran Tuhan,
Giat dan kuat, sadar akan kekuasaan dan dukungan Allah dalam segala keadaan
darurat, selau berdoa dan bersekutu dengan Allah, hidup suci dan diabdikan pada
Allah, berterus terang dalam mengkritik kejahatan, merupakan perantara Alah
untuk menyatakan masa yang akan datang kepada orang banyak.
Daftar nabi yang
pertama dimulai dari Henokh, kekturunan ketujuh Adam. Selanjutnya adalah Musa,
Samuel pada masa hakim-hakim, Elia dan Elisa ketika kerajaan Israel terpecah,
Yoel pada abad pertengahan dan Yunus. Setelah abad kedelapan sebelum masehi,
ada nabi Amos, Hosea dan Yesaya yang penuh nubuatan mesianik dan Mikha yang
juga semasa dengan Yesaya.
Pada abad
ketujuh ada nabi Zefanya pada masa kepemimpinan Yosia, Yeremia sebagai juru
bicara di Yehuda, Nahum 100 tahun setelah pemberitaan Yunus dan Habakuk yang
sezaman dengan Yeremia.
Pada masa
pembuangan ada Obaja yang diperkirakan semasa dengan Yeheziel, Yehezkiel yang
bernubuat saat pembuangan di Babel dan Daniel yang juga bernubuat di Babel.
Setelah masa pembuangan ada nabi Hagai dan Zakharia yang mempunyai proyek
pembangunan kembali Bait Allah dan Maleakhi sebagai suara penghabisan
Perjanjian Lama. Keduabelas “nabi-nabi kecil” ini menutup kanon Perjanjian
Lama.
YOEL, NABI PENTAKOSTA
Yoel berasal
dari dua kata yaitu Yehova dan El yang artinya “Yehova ialah Allah” yang
merupakan anak laki-laki Petuel. Kemungkinan besar ia berasal dari Yehuda dan
menunaikan jabatannya sebagai nabi di Yerusalem. Dalam jabatan nabinya, ia
menegur imam-imam, berbicara tentang Bait Suci, berbicara tentang Yerusalem,
keselamatan di gunung sion dan Yerusalem. Diperikarakan nubuatan Yoel terjadi
pada abad ke-8 SM.
Latar belakang
sejarah nubuatan ini diperkirakan pada masa sebelum masa pembuangan ke Babel
pada masa pemerintahan Raja Yoas dari Yehuda. Pada masa ini pembaharuan
dirasakan lewat penyembahan Yehova dan pemulihan kehidupan ibadat di Bait
Allah.
Yoel dianggap
sebagai nabi berkedudukan tinggi ke 3 setelah Yesaya dan Habakuk dalam gaya
bahasa penulisan kitab. Ia sungguh piawai dalam menggambarkan dan mengungkapkan
lukisan hidup yang indah dengan tulisan yang tinggi derajatnya. Latar belakang
kitab ini ialah rakyat yang menghadapi bencana belalang yang membinasakan dan
kemarau panjang sebagai gambaran kebinasaan dan kerusakan, sebagai penggenapan
nubuat Musa jika bangsa Israel hidup tidak taat. Raja Salomo mengakui bahwa
kesengsaran itu diakibatkan ketidaktaatan terhadap Yehova. Dalam keadaan
keputusasaan ini, nabi Yoel menyerukan pertobatan kepada bangsa ini.
Oleh karena itu
tema dari kitab ini ialah “Hari Tuhan”, yaitu masa dimana Allah mencampuri hal
ikhwal manusia baik malapetaka maupun berkat. Dalam ketiga pasalnya Yoel
menyampaikan seruan hari Tuhan sudah dekat sebagai pembuka beritanya. Inilah
tahap Kebinasaan sebagai alamat hukuman.
Bencana belalng dsebut juga sebagai ‘pembakar-pembakar tanah’ yang
mendatangkan ketandusan yang belum ada tandingannya sepanjang sejarah. Namun
hukuman Allah senantiasa unutk perbaikan dan panggilan kepada pertobatan dan
doa seluruh bangsa. Pertobatan ini akan disusuli pengampuann ilahi dan
kelepasan yang tindai dengan pencurahan Roh Kudus dan tanda-tanda ajaib
mengantar pada pemugaran Israel. Pada pasal ketiga bangsa Israel kembali di
himpun pada masa itu dan jumlahnya melebihi jumlah yang kembali dari Babel dan
terjadi serangat hebat terakhir terhadap Palestina yang terjadi di lemabh
Yosafat dan dianggap sebagai pertempuran Harmagedon. Kemenenangan yang dialami
juga merupakan “Hari Tuhan” yang dibicarakan dalam kitab ini yang berakhir pada
kelepasan dari penindasan asing.
YUNUS, NABI YANG TIDAK TAAT
Arti nama Yunus
ialah “merpati”, ia adalah anak Amitai. Ia berasal dari keluarga Gat-Hefer,
dekat Nazaret. Ia memulai pelayanannya setelah pelayanan Elisa berakhir. Ia
hidup apda masa Yerobeam II dari Israel yang berhasil dan membuat rakyat
makmur. Jadi, Yunus berkhotbah di Israel pada masa keberhasilan dan kemewahan
melimpah. Dengan nasionalisme yang buruk dan individualitas yang tinggi, bangsa
ini menjadi bangsa yang picik, sehingga tak seorang pun memiliki kasih bagi
bangsa tetangganya termasuk niniwe.
Farley berpendapat
bahwa kisah yang tertulis dalam kitab Yunus merupakan kisah sejarah yang benar
dan tersaji dalam bentuk perumpamaan yang indah. Hal ini menjawab banyak
keraguan teolog liberal yang mencurigai bahwa kitab Yunus hanya kisah fiktif
belaka.
Sama seperti
bangsa Ibrani lainnya, Yunus juga merasa begitu ekslusif akan ke-Israel-annya
dan tidak peduli pada keselamatan bangsa lain. Hal ini yang mebuat Yunus begitu
berat hati menaati perintah Tuhan untuk menyerukan pertobatan di Niniwe.
Penolakan Yunus tidak didasarkan sifat pengecut, akan tetapi Yunus sudah tahu
kejahatan orang – orang Niniwe dan merasa bahwa mereka pantas di binasaskan
agar bangsa Niniwe yang terkenal kejam ini tidak menjadi alat Tuhan untuk
menghukum bangsa Israel seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi
sebelumnya. Ketidaktaatan ini dibalut oleh patriotisme yang palsu.
Apapun yang
menjadi alasan Yunus untuk tidak taat telah menjadikan dia seorang manusia yang
berdosa – nabi yang berdosa sehingga karena kasih-Nya Tuhan bertindak bagi-Nya
dengan topan dan akhirnya diperut ikan tiga hari tiga malam. Pada pasal 2 ayat
2: “Dari tengah-tengah dunia orang mati (Ibrani: Sheol) aku berteriak”. Kata
Sheol (Ibrani) mengindikasikan bahwa untuk sementara waktu fisiknya di dalam
perut ikan akan tetapi jiwanya di Sheol. Dan setelah melewati penghukuman ini,
Yunus menjalankan misinya ke Niniwe. Pada masa itu niniwe adalah kota yang
besar, mewah, penyembah berhala dan dianggap tak terkalahkan dengan tembok yang
dapat memuat tiga kereta kuda berjalan berjejer atasnya.
Dengan kerusakan
moral yang parah dan kebringasan warga Niniwe, maka suatu keanehan bahwa
ternyata efek dari pelayanan Yunus adalah pertobatan kota itu.
Pertobatan ini
mencegah Allah menjatuhkan hukuman dan diganti dengan kemurahan. Akan tetapi
sepertinya ke-Israel-an Yunus membuat dia gusar karena bangsa ini diselamatkan,
sehingga Allah kembali menegurnya.
AMOS, NABI GEMBALA
Amos hidup pada
masa makmur dibawah pemerintahan Yerobeam II untuk kerajaan utara dan Uzia di
kerajaan selatan. Memang ada kemakmuran yang berlimpah ruah di bangsa ini,
namun tetap ada golongan miskin yang tertindas. Pemerasan dan riba mewarnai
penumpukan kekayaan oleh kaum saudagar yang tak berbelas kasih bagi orang-orang
tertindas.
Pada masa ini
mereka memiliki banyak agama yang berpusat pada kuil-kuil penyembahan dewa-dewa
kafir, termasuk patung anak lembu Yerobeam I. Para imam mendukung segala
kecurangan, takhyul dan kesusilaan yang rusak.
Amos berasal
dari Tekoa (sekitar 19 km selatan Yerusalem). Walaupun ia tinggal di Yehuda ia
sering diundang khotbah di Israel (utara). Ia bukanalah nabi profesional, ia
hanya seorang buruh biasa, ia peternak dan pemetik buah ara di hutan. Ia rendah
hati, rajin, bijaksana, setia dan tabah hati.
Inti berita dari
nabi ini ialah hukuman dan penyingkapan dosa dengan bahasa yang keras dan terus
terang. Amos mengecam isteri-isteri yang menuntut kemewahan dari suaminya. Ia
juga mencela zamannya yang begelimangan kemewahan dan mengatakan bahwa dosa itu
akan mendatangkan hukuman atas seluruh bangsa.
Pertama-tama ia
diutus ke Betel (bagian utara Israel), disinilah kekuatan nabi dan orang
bangsawan berpusat untuk meruntuhkan ibadah kepada Yehova. Ia mulai dengan
mencela kemunafikasn formalitas kebaktian Israel. Kitab ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu peringatan, ratap tangis dan wahyu.
Ia mulai dengan
peringatan hukuman atas Damsyik (Aram), Filistin, Tirus, Edom, Amon, Moab. Pada
akhirnya pada bangsa Yehuda,saudara Israel sendiri. Jenis – jenis kejahatan
yang dikecam oleh Amos memang sungguh – sungguh mengerikan, diantaranya adalah
penjualan budak yang paling kejam, eksekusi-eksekusi tawanan dengan sadisme,
ketdakadilan, pemutarbalikan kebenaran, kolusi dikalangan hakim, dan banyak
lagi.
Ratap tangis
Amos pecah bagi bangsa Israel atas kerusakan moral yang terjadi, ia mencela
penindasan, penyembahan berhala, ketegaran hati, ibadah formal nda kehidupan
jahat yang mengakibatkan kebinasaan Israel. Ada tujuh pengelihatan yang
diuraikan Amos tentang penghukuman yang akna datang atas bangsa Israel , dua
darinya digagalkan oleh doa nabi itu dan yang ketujuh ialah pembaharuan.
HOSEA, KEKASIH YANG SETIA
Hosea hidup
semasa dengan Amos. Ia bernubuat selama tahun-tahun setelah nubuatan Amos
digenapi. Ia hidup di suku Israel bagian utara dengan kelakuan anarki,
penumpahan darah dan pemberontakan yang terjadi ditengah-tengah bangsa itu.
Hosea hidup semasa dengan Yesaya dan Mikha yang bernubuat di selatan dan Hosea
di bagian utara.
Pada saat itu,
para penguasa dan imam memberi teladan yang buruk, dapat dikatakan bahwa
kekacauan diprakarsai oleh mereka. Segala bentuk kejahatan ada ditengah-tengah
bangsa itu. Dari sisi keagamaan, bangsa ini mengalami kemorosotan akhlak yang
paling cemar dengan dibangunnya kuil-kuil ditempat-tempat yang sedianya
merupakan tempat penyembahan bagi Yehova.
Dalam kehidupan
keluarganya, Hosea mulai mengerti perasaan hati Allah atas umat kesayangan yang
telah dikawini-Nya namun tidak setia kepadanya. Sementara Yeremia disebut nabi
yang meratap bagi Yehuda, Hosea disebut nabi yang meratap bagi Israel.
Perkawinan Hosea
dan Gomer ditujukkan untuk mengejutkan rakyat itu dan pada akhirnya membuat
rakyat sadar bahwa merekalah yang dilambangkan oleh isteri yang tidak setia
ini. Disamping itu atas petunjuk ilahi lahirlah anak-anak Hosea dan Gomer yang
dinamai dengan makna berita yang penting bagi Israel, yaitu Yizreel (Allah akan
menceraiberaikan: kebinasaan keturunan Raja Yehu), Lo-Ruhama (tidak dikasihani:
bangsa Israel), Lo-Ami (Lo-Ami: Bukan umat-Ku).
Usaha Hosea
dalam menebus Gomer menceritakan bahwa Allah telah mengikhtiarkan berbagai
macam cara untuk menyadarkan umat-Nya, tapi usaha ini sia-sia, gomer kembali
berzinah, Israel kembali memuja berhala. Hosea telah berkali-kali menyerukan
peringatan, namun Israel memandang rendah peringatan-peringatan yang lembuh,
hingga Tuhan terpaksa menggunakan cara-cara yang lebih keras untuk menghajar
mereka.
Akibat dosa
mereka ialah kebinasaan yang tak terelakkan lagi, sebab Allah telah
meninggalkan segala belas kasihan-Nya. Israel sendirilah yang bertanggung jawab
atas keadaannya yang menyedihkan itu. Israel membinasakn dirnya sendiri karena
ketegraan hati dan dosa. Seperti mengajarkan seorang anak berdoa, demikianlah
Allah menaruh perkataan doa untuk pemulihan Israel pada mulut nabi untuk
diteruskan dan diajarkan pada bangsa itu. Kesedihan hati Israel dan perkataan
pertobatan mengembalikan belas kasihan Allah, Ia kembali memnuhi janji-Nya
untuk memberkati dan memulihkan mereka.
OBAJA, NABI YANG MARAH
Obaja menyerukan
nubuatan yang singkat terhadap bangsa Edom mengenai penghukuman Allah terhadap
bangsa yang kejam dan tak mengingat persaudaraan mereka pada Yehuda pada saat
petaka datang.
Edom
berkedudukan di wilayah selatan dan timur Laut mati. Secara historis, mereka
adalah keturunan Esau, kakak kembar Yakub (Israel). Hak kesulungan dan berkat
sulung yang menjadi milik Yakub menjadikan permusuhan pribadi berkepanjangan
bagi keturunan itu terus menerus.
Tepat seperti
Esau, orang Edom bersifat duniawi, hidup mereka diabdikan pada harta benda
duniawi yang diperoleh dengan cara menyamun bangsa-bangsa disekitarnya. Salah
satu benteng terkuatnya yang masih terkenal hingga saat ini ialah Petra
(Yunani) yang dalam kondisi rusak pun tetap mengundang decak kekaguman. Kota
ini tetap menairk minak hingga saat ini, terbukti dengan jumlah pengunjung yang
banyak dan dideretkan dalam tempat yang merupakan keajaiban dunia yang paling
diminati.
Nama Obaja
sendiri berarti “penyembah Yehova”, ia merupakan seorang yang saleh, patriotik.
Ia hidup dimasa pemerintahan Yosia (antara 634-621 SM). Adapun kejahatan Edom
yang menyakitkan hati ialah mereka bersekutu dengan lawan Israel dan menangkap
orang-orang Israel, memperlakukan mereka dengan kejam dan menjual mereka
sebagai budak.
Pemabalasan
seperti yang dilakukan kepada Yehuda dilakukan juga terhadap bangsa ini.
Pembalasan ini berupa kehancuran Edom dan sekutunya. Kehancuran yang pelan dan
berangsur ini menghancurkan Edom secara total. Demikian penggenapan nubuat nabi
terjadi pada bangsa ini.
Dimulai dari
serangan Babel pada 482 SM hingga patriot Yahudi yang akhirnya memaksa mereka
bersunat dan menerima agama Yehuda. Sisa dari bangsa ini menjadi orang Idumea
yang buruk perangai di Perjanjian Baru, salah satu dari mereka ialah keluarga
Herodes. Dengan kehancuran Yerusalem oleh Roma tahun 70 TM bangsa Edom lenyap
dari sejarah seperti apa yang dinubuatkan dan pemuliahn bangsa Israel menjadi
bagian penutup dari kitab ini.
Demikianlah
tangan Allah akan nyata dalam penyiksaan dan kekalahan satu bangsa dan
pemuliaan bangsa lain.
MIKHA, NABI PENDEKAR ORANG MISKIN
Nabi ini hidup
sezaman dengan Yesaya yang bergaul di istana raja, sedangkan mikha merupakan
seorang dusun yang berkhotbah di tempat-tempat terbuka.
Nubuatnya muncul
beberapa waktu kemudian dalam masa kekacuan, pertengakaran, pergantian yang
umum dan serangan asing yang khusus atau Yehuda sekitar 745 SM – 715 SM.
Pada saat itu
keadaan tak beriman bangsa Israel membuat kerohanian mereka merosot. Mereka
hanya ingin mendengarkan khotbah-khotbah yang menyenangkan hati mereka dan
mendukung apa yang merka sukai pada saat itu (akhlak yang rusak). Kecaman nabi-nabi yang hidup pada masa itu
sebenarnya menunjukkan kesadaran kan keadaan sosial, politik, agama dan ekonomi
bangsanya, meskipun kecamanan itu terdengar seolah-olah kasar. Namun
sebenarnya, Allah Yehovah sendiri yang telah menyelubungi para nabi dengan
diri-Nya dan memberi kebebasan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan
maksud-Nya.
Dalam nubuatnya
Mikha menyerukan bahwa Israel dan Yehuda bersalah, bahwa akan ada kehancuran,
tawanan dan pembuangan. Selain itu ia menegur ketidakadilah sosial,
ketidaksetiaan, prilaku buruk para imam, dan tentunya pemulihan setelah
melewati masa pensterilan bangsa itu di tempat pembuangan.
Dimulai dengan
kehancuran Samaria, kota dengan segala patung indah sesembahan dan sumber
keangkuhan bangsa itu, dilanjutkan dengan para bangsawan istana dengan
kehidupan perompakan yang jahat. Pada akhirnya bangsa ini mengadu bahwa apa
yang Alah lakukan terhadap mereka tidak lah adil, karena mereka masih beribadah
kepada Allah. Namun, ibadah inipun penuh dengan kemunafikan. Agama dan ibadat
mereka tidak menghasilkan kebenaran praktis yang dituntut Allah.
Pada pasal
tujuh, Mikha tidak mengancam lagi, Ia mewakili Israel yang menyesal dan
mengutarakan doa dari sisa orang benar dan setia. Mikha berdoa memohon
perlindungan Allah sebagai gembala, hingga Allah menjadikan “kawanan domba”
zaman itu makmur seperti domba yang makan berlimpah-limpah di padang rumput.
Dengan jawaban
ilahi atas doa yang dinaikkan oleh bangsa ini membuat bangsa-bangsa non-Yahudi
kebingungan melihat kemenangan Israel yang ajaib. Demikianlah Mikha mengakhiri
nubuatnya dngan suatu kenyataan yang indah tentang sifat-sifat Allah.
ZEFANYA, NABI MURKA
Kira-kira 50
tahun setelah pelayanan Yesaya dan Mikha, suara kenabian terdengar lagi
ditengah Yehuda dari Yeremia dan Zefanya
yang memanggil kembali bangsa itu kepada Allah.
Pada saat itu
bangsa itu jatuh kedalam dosa kekafiran yang sama, yaitu penyembahan berhala
yang najis dan cemar dengan kehidupan cabul yang disahkan Baal dan para imamnya
yang juga turut mendapat kekuasan dari pemerinatahan yang berkuasa pada saat
itu. Bahkan mereka mempersembahkan anak-anak sebagai korban api bagi dewa
Molekh. Demikian juga para pemimpin yang rusak akhlaknya sampai kebangkitan
Yosia menjadi raja. Yosia memang melakukan berbagai tindakan untuk memusnahkan
penyembahan berhala dengan penghancuran kuil-kuil penyembahan di bukit-bukit,
membakar tulang-tulang para imam. Namun hal ini, hanya menindas bangsa ini
secara lahiriah, tidak menyentuh hati mereka.
Latar belakang
Zefanya ialah dari bangsawan kerajaran yang membuatnya tahu jelas kehidupan istana
dan kota Yerusalem, namanya sendiri berarti “Yang dilindungi Tuhan”. Nubuatnya
berisi hal-hal yang penting bagi persiapan atau permulaan tindakan penghancuran
yang dilakukan oleh Yosia.
Kitab ini banyak
berbicara tentang hari Tuhan, dalam konteks hari penghakiman Tuhan. Allah
mengizinkan manusia berbuat segala kehendak hatinya sampai ia kehabisan akal.
Itulah kesabaran Yehova. Ada empat kaum yang disorot oleh Zefanya, yaitu: kaum
penyembah berhala, kaum penyembah benda-benda langit, kaum penyembah yang
tertipu dari dewa Milkom dan orang-orang yang murtad meninggalkan Yehova.
Ia menyerukan
supaya orang berdosa bertobat sebelum hari Tuhan datang, agar orang benar tetap
tabah dan mereka selamata dari masa penghukuman tersebut.
Ada 5 bangsa
kejam yang cukup untuk membuat bangsa Yehuda gemetar, mereka adalah orang Kreti
yang akan mati dipotong, Moab dan Amon akan mengalami pemusnahan total, Etiopia
dan Kusy akan dibunuh dengan “pedang Tuhan”. Yehuda pun tidak lepas dari mas
penghakiman atas kedurhakaan dan kedegilannya oleh sebab pemberontakannya, para
pemukanya, para hakimnya, nabi bayarannya, imam-imamnya dan ketegaran serta
kebutaan bangsa itu. Penghukuman ini guna menyongsong hari bangsa yang murni,
dimana Allah melindungi dan memelihara orang sisa yang beriman. Allah
menyingkirkan dari Israel semua orang angkuh, selanjutnya ialah berkat yang
menanti bagi yang setia.
HABAKUK, NABI YANG BINGUNG
Dengan banyak
fenomena peperangan yang Allah izinkan yang menyebabkan penderitaan di banyak
tempat telah membuat manusia bingung, demikian juga dengan Habakuk, ia sangat
bingung. Nubuatnya diperkirakan antara 625-600 SM menjelang penahanan ke Babel.
Sulit bagi
Habakuk untuk menyesuaikan janji-janji Tuhan yang melimpah pasca masa nubuatan
Zefanya dengan kenyataan pahit yang dilihatnya hari lepas hari, sehingga
membuat dirinya ragu dan bingung.
Namun dengan
kondisi yang kontradiktif inilah imannya terlihat, dimana pada akhirnya ia
menggantungkan semua keragu-raguannya kepada Tuhan. Tuhan memberi satu
pemecahan yang menajdi inti kitab ini, yaitu “orang yang benar itu akan hidup
oleh percayanya”. Namanya sendiri berarti “pelukan”, hingga dengan segala
kebingungannya ia dipeluk oleh Allah yag lembut itu. Dalam doanya, ia
mencurahkan segala kesulitannya kepada Allah dan menantikan keternangan ilahi
dari Allah sendiri.
Kitab ini
merupakan suatu percakapan yang dramatis antara nabi Habakuk dengan Yehova.
Kehebatan buruk dan rusaknya akhlak bangsa itu membuat nabi itu berteriak
karena ia merasa seolah Allah berdiam melihat semuanya itu. Ia melontarkan
pertanyaan-pertanyaan yang tak dapat dipecahkan bahkan oleh orang Kristen yang
bijak sekalipun. Ia membutuhkan dasar pijakan yang kuat, sama halnya dengan
Tomas dan Tuhan memberikan jawaban padanya. Ada yang mengatakan jika Habakuk
dan Tomas tidak ragu, maka kitalah yang akan ragu, mereka ragu supaya kita
tidak ragu lagi. Dengan kata lain, keraguan mereka menjawab banyak pertanyaan
kita.
Dengan
ketidaksabarannya Habakuk menanyai Allah atas segala fenomena yang tidak adil,
dan Yehova memberi jawab dengan sabar terhadap nabi Itu. Jawaban pertama ialah,
Allah tidak berdiam diri, namun mempersiapkan sesuatu yang besar untuk
menghukum mereka, yaitu bangsa Kasdim. Yang kedua ialah, penghukuman Allah
bersifat rekonstruktif.
Dalam pasal
akhirnya Habakuk mengakhiri dengan nyanyian rohani dan pujiannya yang merupakan
jawaban dari segala pertanyaannya yang telah dibukakan Allah. Bila dibandingkan
dengan Ayub, maka terlihatlah kemiripan pengalaman iman mereka dalam hubungan
dengan Allah, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang jelas pada waktunya.
HAGAI, NABI KEMULIAAN
Sekembalinya
bangsa Israel dari pembuangan, Hagai menjadi nabi pertama ditengah-tengah
mereka. Namanya dalam bahasa Yunani berarti “girang”, Ialah yng menabur dengan
air mata dan menuai dalam kesukaan. Ia diperkirakan telah lanjut usia, namun
begitu bersemangat dalam pembangunan kembali bait Allah yang telah rusak. Entah
bagaimana, ia mampu menanamkan keberanian yang saleh dalam hati bangsanya dan
memberi semangat kepada usaha yang penting dalam pembangunan itu.
Kitab ini
merupakan kumpulan empat pidato yang disampaikan pada tanggal yang ditentukan
dalam periode tiga bulan. Dalam setiap pidatinya ada inti berita yang
menggerakan rakyat itu pekerjaan membangun bait suci.
Dalam pidatonya
yang pertama, mengandung teguran dan panggilan untuk bertindak. Kegagalan
pertama ialah karena penundaan dan keegoisan yang menghasilkan teguran yang
keras. Setelah teguran ini, sikap hati yang disebut “permulaan hikmat”
dihasilkan. Merka mulai melihat kesalahan mereka dan mematuhi nabi.
Dalam pidato
yang kedua, digambarkan kekecewaan dalam merayakan hari raya pondok daun dengan
sedikit hasil panen dan mereka tidak memiliki bait suci,namun kehadiran tua-tua
yang melihat kemegahan bait Salomo yang lama dan mengakuinya mengobati semua
kekurangan di hari raya itu.
Dalam pidato
yang ketiga, Zakharia telah menambah suaranya untuk menguatkan dalam
pembanguann bait suci itu. Pada pidato ini, muncul himbauan kepada hat inurani
yang berdasarkan penggunaaan Taurat Tuhan. Israel telah diberi petunjuk untuk
naik banding kepada para imam dalam perkara pendakwaan yang sukar dan
penafsiran taurat. Dalam ketaatan mereka akan ada bukti segera tentang
perkenaan ilahi.
Dalam pidato
keempat, tidak hanya dinyatakan berkat-berkat jasmani namun juga berkat rohani
yang Allah sediakan bagi bangsa ini. Pada saat itu Zerubabellah yang menjadi
pemimpin bangsa dan wakil rumah Daud. Janji-janji besar itu yang telah dibuat
kepada Daud di zaman dulu, bahwa benihnya akan tetap selama-lamanya dan
tahtanya seperti matahari di hadapan Allah diturunkan kepada Zerubabel dan
keturunanya, sebab didalamnya akan dilangsungkan keturunan raja Mesias itu,
yang akan menggenapi segala nubuatan.
Demikianlah
pidato-pidato dari nabi ini yang diwarnai dengan perkataan Zakharia yang juga
hidup semasa dengannya dan memberi penguatan bagi nabi ini.
ZAKHARIA, NABI ZAMAN YANG AKAN DATANG
Zakharia hidup
semasa dengan Hagai, ini terlihat dari nubuatnya yang sudah dimulai dalam
pidato kedua dana ketiga Hagai. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
kehidupan politik, sosial, ekonomi dan agama bangsa Yahudi saat itu sama dengan
pada masa nabi Hagai yang telah dijabarkan sebelumnya.
Zakharia tampil
dengan suatu kepentingan mendesak untuk memperbaiki bait suci yang beberapa
kali terkendala dengan masalah-masalah yang ada. Akhirnya perbaikan bait suci
diselesaikan pada tahun keenam pemerintahan Darius Histaspes (515 SM) dan
bagian kedua nubuat nabi Zakharia diperkirakan disampaikan bertahun-tahun setelah
pembangunan tersebut selesai.
Arti nama
Zakharia adalah “Tuhan ingat”, ia merupakan keturunan Harun, kakeknya adalah
Ido, imam yang kembali dari Babel setelah Zerubabel dan Yosua. Maksud dari
nubuatan nabi ini sesungguhya adalah menghibur dan mendorong umat Allah yag
masih lemah dan dalam kendaraan menderita. Dalam pemberitaannya, ia menyatakan
bahwa pertobatan dan hidup kudus adalah syarat mutlahk untuk memperoleh
berkat-berkat kebahagiaan dan kehormatan yang dijanjikan.
Selain berbicara
tentang pembangunan kembali bait suci, bagian yang lain yang menonjol ialah
penglihatan-penglihatannya. Ada 8 penglihatan dengan maknanya masing-masing.
Penglihatan-penglihatan
yang terdahulu telah diteguhkan oleh suatu perbuatan di muka publik yang
menunjukkan kemuliaan bait suci dan simbol kedatangan sang raja-imam. Disinilah
nubuatan yang bersifat mesianik mulai diungkapkan lebih jelas oleh nabi
Zakharia. Setelahnya, masih ada teguran atas puasa yang munafik dan hiburan
bagi bangsa yang taat ini, yaitu umat Israel yang dihimpun kembali. Masa ini
sering disebut zaman baru. Zaman baru ini penuh dengan kesentosaan dan
kesuburan, bangsa in mencapai usia lanjut mereka, kota Yerusalem menjadi kota
yang begitu riang, hasil tani melimpah dan mereka penuh dengan anugerah. Mereka
juga mengganti puasa-puasa untuk mengingat hari-hari menyedihkan dalam sejarah
bangsa mereka menjadi perayaan atas anugerah Allah.
Nubuatan
berikutnya benar-benar bersifat futuis mengenai nasib bangsa dan juga umat
manusia, tiga bagian terpentingnya ialah Israel dibawah pemerintahan Yunani,
Israel dibawah pemerintahan Romawi, Israel dibawah pemerintahan Mesias. Nubuat
Israel dibawah pemerintahan Mesiaslah yang belum digenapi hingga saat ini.
MALEAKHI, SUARA YANG TERAKHIR DI PERJANJIAN LAMA
Kitab ini
diperkirakan ditulis setelah pembuangan dan menunjukkan kegagalan Israel.
Kerusakan akhlak imam menjadi awal rusaknya iman bangsa ini, mereka telah
memberikan teladan yang buruk bagi umat yang segera mencontoh mereka. Pada masa
inilah nabi Maleakhi muncul sebagai hamba Tuhan yang tidak mengenal takut.
Dalam kitabnya,
Maleakhi tidak kenal takut dan tidak berkomporomi dalam menyatakan kesalahan
dengan teguran-teguran keras. Nabi ini sungguh-sungguh berapi-api dalam menarik
bangsa kepada pertobatan dan pembaharuan. Metode yang menarik dalam nubuatan
ini ialah soal bertanya jawab dengan Yehova. Bangsa Israel menyampaikan keluhan
dan tuntutan mereka kepada Allah, dan nabi menjawab dengan ejekan pedas.
Pertanyaan
bangsa ini mengenai alasan mengapa Allah mengasihi mereka, merupakan suatu
penghinaan dan penolakan yang keji bagi Allah. Sehingga setia berita ini
ditujukan pada seluruh suku Israel yang lengkap pada saat itu. Dikatakan bahwa
isi kitab ini adalah tentang berita kepada orang durhaka dan berita kepada orang
setia.
Tentu saja
berita –berita kepada orang durhaka berisikan peringatan dan teguran yang keras
bagi segenap bangsa karena pertanyaan
mereka tentang mengapa Allah meengasihi mereka menunjukkan penghinaan bagi
Allah dan keragu-raguan terhadap Allah. Bahkan banyak hal-hal baru ditemukan
dalam bagain ini, muali dari masalah keluarga (pernikahan) hingga masalah
persepuluhan dibahas dalam bagian pertama ini.
Sedangkan berita
akan janji-janji diberikan bagi orang-orang benar, yang jumlahnya hanya sedikit
saja. Mereka ini disebut “milik kesayangan-Nya”. Kita orang berdosa dihukum,
maka orang benar diluputkan. Dalam bagian ini Allah memperlihatakan akan adanya
hari Tuhan, dimana orang fasik akan ditindas dan orang benar akan ditinggikan.
Bagian terakhir dari
kitab ini ditutup dengan nasihat terkahir agar orang-orang benar tetap
berpegang pada taurat dan hidup benar, serta nubuat tentang kedatangan Mesias
dan Elia-lah yang akan datang mendahuluinya. Ada penafsiran yang berkata bahwa
Elia ada dalam Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar