1.
Arti
nama Nahum adalah rasa haru atau penghiburan dari TUHAN terhadap bangsa pilihan
Allah yang telah mengalami banyak penderitan, bahkan penganiayaan yang luar
biasa dari musuhnya, yaitu Asyur.
2.
Kitab
ini ditulis oleh Nahum sendiri yang menerima nubuat Allah dalam bentuk
penglihatan, ditulis sekitar tahun 621 sampai sebelum tahun 612 SM ditujukan
pada bangsa Niniwe yang sebenarnya mewakili seluruh Asyur. Berita yang diabawa
adalah nubuatan penghukuman Niniwe dan menyatakan sifat-sifat dan kedaulatan
Allah atas segala bangsa. Ia menyampaikan maksud Allah bahwa Ia telah memilih
Asyur untuk menjadi alat-Nya menghukum Israel yang berdosa, namun sebagai alat
tidak boleh melampaui batas-batas kewenangan yang Allah tentukan, apalagi menjadi
sombong.
3.
Dalam
versi Ibrani, kitab Nahum tersusun teratur sesuai dengan susunan abjad Ibrani,
sehingga sempat diduga sebagai mazmur akrostik namun hal ini tidak mendapat
bukti yang cukup.
4.
Penghukuman
Allah terhadap manusia berdosa bukanlah suatu luapan emosi-Nya yang tak
terkontrol lagi, namun Allah menghukum karena kekudusan-Nya yang tak
terubahkan. Dengan kata lain, dalam kekudusan-Nya Allah tidak berkenan terhadap
dosa.
5.
Tuhan
itu memang panjang sabar, namun Ia tidak memberikan diri-Nya dipermainkan oleh
manusia dengan dosa-dosanya. Akan tetapi dengan kesabaran-Nya, Ia menantikan
pertobatan orang berdosa untuk berbalik kepada-Nya, dalam hal ini Ia dapat
menggunakan berbagai cara, mulai dari peringatan hingga penghukuman.
6.
Bangsa
Yehuda sempat mengalami kecemasan karena hukuman yang dinubuatkan bagi bangsa
Asyur tidak kunjung tiba. Sesungguhnya, perasaan ini datang karena ketakutan
Yehuda terhadap kekuatan Asyur yang besar dan telah ditentukan sebagai alat
untuk menghukum Yehuda. Akan tetapi, dibalik semua ini Tuhan sedang menunjukkan
sifat-Nya yang sabar dan menantikan pertobatan bagi bangsa yang kejam
sekalipun. Ia berlaku adil baik bagi bangs pilihan maupun bangsa lain.
7.
Penghinaan
Asyur yang dilontarkan bagi Yehuda yang ditulis oleh Yesaya dipandang sebagai
suatu kebanggan yang melupakan siapa yang sesungguhnya memiliki kekuatan di
balik tentara Asyur yang sempurna. Hingga Tuhan menghancurkan kekuatan Niniwe
untuk mematahkan kuk Yehuda. Kekuatan angkatan perang Asyur yang unggul dalam
kualitas dan kwantitas tidak ada artinya sama sekali dibandingkan dengan
kekuatan tangan Tuhan Pembela Israel.
8.
Kebesaran
dan kekuatan Asyur dipersonifikasikan dalam satu kata tunggal “manusia” yang ia
dan namanya akan punah. Asyur bukan hanya membanggakan diri, namun juga
menmbanggakan berhala dan tempat-tempat penyembahannya yang dianggap sebagai
sumber kebesaran dan kekuatan, mereka tidak menyadari bahwa kebesaran dan
kekuatan pasukan mereka dalam menghajar Yehuda hanyalah alat Tuhan untuk
mendidik Yehuda.
9.
Sebagai
suatu peringatan atas berakhirnya penindasan Yehuda dari Asyur oleh pertolongan
Allah maka merayakannya dalam Perayaan besar disertai makan-makan yang diadakan
setahun sekali. Oleh karena itu, perayaan ini bukan hanya sekedar huforia
semata, namun bermakna ucapan syukur.
10.
Terjadi
restorasi bagi kebanggan dan kemuliaan Yakub dalam statusnya sebagai umat
pilihan dan milik Allah. Dengan menggunakan nama “Yakub” menunjukkan kesatuan
Israel dan Yehuda. Nama ini merupakan nama asli yang di warisi keduabelas suku.
Nama “Israel” merupakan nama rohani yang sesungguhnya meliputi 12 suku sebelum
terjadi perpecahan.
11.
Niniwe
diibaratkan sebga tempat hunian singa-singa yang menunjukkan nafsu buas para
pemimpin dan panglima mereka dalam merampas harta benda bangsa – bangsa lain
dengan tidak kenal belas kasihan. Kekuatan – kekuatan besar Asyur yang
dilambangkan oleh singa akan segera dihancurkan dalam penggenapan firman-Nya.
12.
Kota
darah merupakan julukan bagi Niniwe akibat banyaknya pertumpahan darah yang
terjadi di kota itu dengan kejahatan mereka. Hal ini cocok dengan penghuninya
yang diibaratkan seperti singa yang memiliki kebiasaan mencabik-cabik mangsanya
dengan sadis. Kota darah dengan kesadisan dan kesangarannya yang menjadi
kebanggaannya ini akan segera mendapat malu.
13.
Kata
pezinah digunakan karena keelokan kota ini dalam kemegahannya seumpama
perempuan genit yang pezinah, ia sendiri akan dipermalukan dengan hari
penelanjangannya, sehingga kezinahannya akan terungkap dihdapan bangsa-bangsa.
14.
Para
penjarah Niniwe digambarkan seperti belalang banyaknya, mereka biasa menjarah
dan menghilang. Mereka ini adalah tentara Asyur yang akan binasa tanpa
meninggalkan bekas.
15.
Bangsa
Sekut, Kasdim dan Media adalah bangsa-bangsa yang diapakai Allah untuk
menghancurkan bangsa Asyur. Dalam penghancuran ini tidak ada bangsa yang
menolong Asyur, hal ini karena tidak satu bangsapun yang tidak merasaka
kejahatan bangsa ini. Oleh karena itu, kehancuran Asyur merupakan berita
gembira bagi bangsa-bangsa lain yang mengalami penindasan dan upeti yang dipaksakan
kepada mereka. Kelepas Israel dari Asyur juga menjadi kelepasan bagi
bangsa-bangsa lain yang juga ditindasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar