Sabtu, 25 Juli 2015

Melakukan Pastoral Konseling



oleh Elsa Septinakkita Situmorang, Amd. Keb
            Ternyata kegiatan konseling adalah kegiatan yang menguras energy, oleh karena itu kita harus dalam kondisi baik/ fit suapaya dapat memberikan perhatian yang baik pada konseli. Rasa empati perlu dimunculkan dari pihak konselor untuk membuat konseli merasakan bahwa dia tidak sendirian dalam masalah yang dihadapinya. Empati dapat timbul dari analisa pribadi konseli dan menyelami perasaan konseli. Akan tetapi, perlu juga bagi konselor untuk melakukan terminasi apabila waktu yang dihabiskan konseli untuk memaparkan masalahnya terlalu panjang, konselor dapat membimbing pada inti permasalahan jika konseli melakukan penjelasan berpola spiral/berputar. Untuk pembimbingan pada lawan jenis, usahakan lingkungan yang kondusif (transparan) agar terhindar dari risiko ikatan emosional yang terlalu mendalam. Konseling haruslah dilakukan secara professional yang berarti konselor memenuhi syarat secara spiritual, emosional dan fisikal.
            Hak privasi konseli harus dijaga dengan baik. Namun, apabila dalam kasus-kasus tertentu yang mengharuskan konselor untuk merekam atau melaporkan hasil konseling, maka konseli berhak untuk mendapat informasi itu. Informasi lain yang berhak didapatkan konseli adalah informasi tentang proses konseling itu yang meliputi kualifikasi konselor, jangka waktu konseling, tujuan dan hasil konseling. Perlu diberikan pemahaman kepada konseli bahwa konselor bukanlah pemecah masalah bagi konseli, konselor hanya bertugas mengarahkan, yang bertanggung jawab untuk memecahkan masalah itu ialah konseli sendiri. Yang dapat dilakukan konselor adalah mengarahkan, memberi motivasi, memperjelas masalah, dan memberikan pertolongan misalnya self help program.
            Konselor sendiri harus menyadari banyak hal dari sisi konselor yang dapat menyebabkan konseling gagal. Konselor bukanlah ahli ramal atau pembuat keputusan. Konselor hanya memberikan alternative. Konselor diharapkan mengahindari sikap –sikap yang dapat membuat tujuan konseling tidak tercapai, contohnya: merasa sok benar sendiri, mengambil tanggung jawab konseli, besar kepala, motivasi negative/memanfaatkan konseli untuk kepentingan hubungan pribadi, memberi tekanan baru bagi klien/ menyalahkan klien, mata duitan.
SOLI DEO GLORIA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar