Sabtu, 25 Juli 2015

SEJARAH PERJUMPAAN GEREJA DAN ISLAM


DUNIA KRISTEN PAD SAAT ISLAM TIMBUL
            Muhammad sebagai pendiri agama Islam adalah orang Arab yang telah meninggalkan agama suku Arab dan beralih kepada monoteis. Pada saat itu ada dua agama monoteis yang menonjol, yaitu Yahudi dan Kristen. Dalam paham monoteismenya, Muhammad menyuruh untuk membuang patung-patung berhal dan mengajak percaya pada Tuhan yang Esa, pada saat itulah ajarannya yang bernama ajaran Islam timbul sebagai salah satu agama baru yang juga mengajarkan paham monoteisme. Jadi, lahirnya Islam sendiri tidak lepas dari pengaruh besar dua agama monoteis terdahulu yaitu Yahudi dan Kristen.
            Sesungguhnya di kota-kota Arab seperti Madinah dan Mekah, juga didaerah pantai selatan dan Syria lama ada banyak kumpulan orang Kristen yang tinggal disana yang juga mengesankan bagi Muhammad dan orang-orang islam lainnya. Bahkan di daerah utara, suku Arab asli yaitu bani Ghasan telah memeluk Kristen. Dari daerah Syria dan sekitarnya ini jugalah Muhammad mengenal Kristen, sehingga agama Kristen yang dikenal Muhammad adalah agama Kristen orang Syria pada saat itu.
            Secara letak geografis daerah Syria ini, gereja –gereja Kristen disana tidak sama dengan Kristen Ortodoks. Karena wilayah dimana Muhammad mengenal Kristen adalah wilayah kekaisaran Romawi Timur dengan paham awalnya yaitu helenisme, yang berbatasan dengan Byzantium (Konstantinopel) dan kerajaan Persia. Sehingga sejarah gereja Syria tidak hanya berhubungan dengan Konstantionopel tapi juga dengan Persia.
            Sesuai dengan latar belakngnya maka gereja-gereja di Syria berbau helenis, dalam hal ini mereka masih menggunakan bahasa Yunani. Sedangkan Keberadaan gereja ortodoks dianggap sebagai gereja untuk kamu elit yaitu para raja dan bangsawan. Selain itu ada juga kelompok bangsa semit yang memiliki rumpun bahasa yang berakar dari bahasa ibrani dan arab yang secara teologis mereka ortodoks namun secara praktis mereka menekankan pada pertapaan (askese).
            Pada abad ke-4 terdapat pertikaian Kristologis yang mencolok, berawal dari kritologi aliran Antiokhia yang membentangkan jarak antara keilahian dan kemanusiaan Kristus, krstologi ini mendapat dukungan dari Nestorius yang akhirnya menghasilkan perdebatan. Sehingga muncullah kelompok yang oposisi terhadap kristologi ini yang disebut monofisit/diplofisit yang menganut bahwa Kristus mempunyai tabiat rangkap yaitu manusia-ilahi.
            Kelompok monofisit ini tidak mendapat dukungan dari para pejbat dan kaisar namun mendapat simpati dari penduduk asli, sehingg gereja ini bertahan sebagai gereja padang gurun yang hidup tersembunyi. Pada abad ke-6 gereja ini mendapat dukungan dari isteri kaisar Theodora, sejak saat itu mereka dipisahkan dari gereja konstantinopel dan diberi uskup sendiri yaitu Yakub Baradios, sehingga mereka mulai disebut gereja Yakobit.
            Dilain pihak ada teologi kaum Nestorius berkembang pesat karena berada didaerah pusat ilmu teologi saat itu, hingga lahirlah aliran Nestorian. Setelah konsili Chalcedon para Nestorian diusir dari Edessa dan mencari perlindungan di Persia yang bebatasan dengan kekaisaran Romawi, sehingga pusat teologia merekapun ikut berpindah.
            Perkembangan selanjutnya nestorianisme menjadi agama resmi di gereja Persia. Pada tahun 226 bangkitlah rezim Sasanid yang membawa ajaran abaru yaitu Zoroaster sebagai agama Negara. Konflik politik yang terjadi mempengaruhi kehidupan gereja pada saat itu, karena orang-orang Kristen mulai mendapat penganiayaan karena dianggap sebagai mata-mata musuh (Romawi) yang pada saat itu banyak orang Krsitennya. PAda tahun 424 untuk menghindari kecurigaan ini maka mereka memishakna diri dari gereja Konstantinopel dan mengesahkan aliran Nestorian bagi Persia dengan membat organisasi sendiri dengan dikepalai seorang dengan gelar Katholikos. Di kemudian hari, gereja ini mempertahankan diri dibawah kekuasaa Arab dan menjadi pusat pekabaran Injil di Asia Timur sampai ke Tiongkok.
            Keadaan Kekristenan yang dipengaruh etnis dan politik inilah yang pada saat itu dikenal oleh Muhammad. Tiga kelompok besar dengan pendukung masing-masing, yaitu Melkit, Yakobit dan Nestorian. Kemungkinan besar kekristenan yang dikanl Muhammad pada saat itu adalah dari kelompok Yakobit karena mereka mengalami penganiayaan karena dianggap sesat, yang kemudian mengharuskan mereka berkemah di padang pasir Arabia Utara.
            Golongan Nestorian dianggap paling kuat ditambah lagi dari segi ekonomis mereka yang mendukung, sehingga pada abad ke-6 mereka sanagt berpengaruh dalam pergerakan pekabara injil sampai keujung-ujung Asia.

SOLI DEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar