Sabtu, 25 Juli 2015

Prolegomena Bibliologi-Definisi Teologi Dan Dogmatika


I.                   DEFINISI TEOLOGIA SISTEMATIKA DAN DOGMATIKA

Teologi adalah usaha manusia untuk mengenal Allah, dan selama manusia berusaha melakukannya usaha itu tidak dapat menghasilkan sesuatu yang sempurna, hal ini yang menyebabkan ada beragam pandangan yang dihasilkan dari pemikiran manusia yang terbatas yang mencoba memikirkan Allah yang tak terbatas.
Teologi sistematika adalah suatu studi tentang apa yang diajarkan oleh Alkitab secara keseluruhan bagi kita pada saat ini dalam topik tertentu dengan analisa yang mendalam. Teologi sistematika lebih kepada interkasi langsung dengan teks Alkitab dalam rangka untuk mengerti apa yang Alkitab katakan kepada kita tentang subjek teologi yang bervariasi. Fokus utamanya ialah rangkuman pengajaran kitab suci yang dapat dimengerti dan diformulasi dengan sangat hati-hati dalam suatu pernyataan. Dengan pengertian tersebut maka terlihat bahwa orang Kristen sebenarnya sering menerapkan teologi sistematika (atau setidaknya membuat pernyataan teologi sistematika). Contohnya: “Alkitab berkata bahwa setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus akan selamat”. “Alkitab berkata bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa”. “Alkitab berkata bahwa Yesus akan datang kembali”. Rangkuman – rangkuman dari pernyataan Kitab Suci tersebut dan beberapa lainnya adalah pernyataan teologi sistematika. Faktanya, setiap waktu orang Kristen mengatakan sesuatu tentang apa yang dikatakan Alkitab secara keseluruhan, mereka sebenarnya sedang melakukan theologi sistematika, juga lewat berfikir dalam topik yang bervariasi dalam menjawab pertanyaan “Apa yang diajarkan  Alkitab pada kita hari ini?”.
Teologi sistematika dapat dilakukan dengan sederhana oleh orang Kristen yang tidak belajar Teologi Sistematik itu sendiri. Namun untuk teologi sistematika yang lebih komplex, teliti dan terjamin harus diorganisir dengan hati-hati lewat analisa yang mendalam dari bahasa asli teks Alkitab sehingga dapat dirumuskan dalam suatu pernyataan dengan pertimbangan yang mendalam sehingga menghasilkan rumusan yang konsisten. Perumusan ini juga menyediakan suatu langkah dalam mengatasi ketidakakuratan analisa seseorang dalam topik tertentu, yang artinya bahwa semua doktrin/ pengajaran yang dihasilkan dapat dibadningkan satu sama lain untuk konsistensi dalam metodologi dan menghilangkan kontradiksi dalam hubungan antar doktrin. Kemudian, teologi sistematika dengan analisa yang hati-hati akan jauh lebih detail dari teologi sistematika yang dilakukan kebanyakan orang Kristen. Contohnya, orang Kristen dapat membuat pernyataan teologi sistematik lewat pembacaan Alkitabnya bahwa “Alkitab berkata setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus akan diselamatkan”. Hal ini adalah ringkasan yang sempurna tentang apa yang Alkitab katakan. Akan tetapi, teologi sistematika yang dipelajari dengan analisa mendalam akan memberikan beberapa lembar penjelasan tentang makna kata “setiap orang yang percaya” dan 12 bab akan diperlukan untuk menjelaskan kata “diselamatkan” dalam setiap implikasinya. Selain itu, analisa mendalam dalam teologi sistematika akan memungkinkan untuk merumuskan suatu ringkasan dari pengajaran Alkitab dengan lebih akurat dari apa yang bisa dilakukan orang Kristen pada umumnya, yang tidak menganalisa secara dalam. Sehingga dalam teologi sistematika ini akan mencegah kesalahpahaman dan pengajaran yang salah. Pada akhirnya, analisa teologi yang baik harus menemukan semua pasal relevan dalam Alkitab untuk beberapa topic, bukan hanya pada beberapa atau sedikit bagian alkitab. Ini sering dimaksudkan bahwa analisa harus berdasarkan exegese atau interpretasi yang tepat.
Oleh karena banyaknya topik yang dapat ditilik dalam teologi sistematik, maka akan muncul hal-hal yang dapat bersifat kontradiktif, hal ini dipengaruhi oleh doktrin seseorang, namun perlu diingat bahwa yang terpenting bukanlah doktrin itu namun Kitab Suci itu sendiri sebagai pokok utamanya.

Dogmatika dimengerti sebagai pengajaran kitab suci secara menyeluruh tentang beberapa topic particular. Definisi ini berhubungan dengan definisi awal dari teologi sistematik. Terlihat bahwa “dogmatika” secara sederhana adalah hasil dari proses melakukan teologi sistemtik tentang suatu topik. Dalam hal ini dapat dimengerti bahwa dogmatika bisa sangat luas atau sempit. Kita dapat katakan bahwa “dogmatika tentang Allah” sebagai kategori dogmatika mayor, termasuk ringkasan seluruh pengajaran Alkitab tentang Allah. Hal ini sperti suatu topic yang sangat luas. Disisi lain, kita juga dapat berbicara dogmatika yang lebih sempit seperti dogmatika Trinitas atau Kekealan Allah atau Keadilan Allah. Apa yang menjadi pengajaran teologi dalam dogmatikanya yang menekankan pada apa yang patut dipercaya dan diketahui harus diprakitkan dalam etika Kristen yang penekannya pada penerapan dan tingkah laku.

II.                DEFINISI TEOLOGI BIBLIKA, HISTORIKA, PRAKTIKA

    Teologi Biblika adalah teologi yang berurusan langsung dengan penelaahaan Kitab Suci dari bahasa asli, hal ini membuat teologi biblika erat kaitannya dengan teologi eksegesis. Sehingga bias dikatakan tidak ada teologi biblika tanpa teologi eksegesis, karena ketergantungan satu sama lain. Peneleaahan alkitab secara langsung dengan ilmu eksegesis membutuhkan ketelitian, sehingga menghasilkan kategori-kategori dan kesatuan kitab yang menyeluruh di balik penafsiran, eksegesis menyediakan data yang kemudian menghasilkan teologi biblika yang baik. Teologi bibilika bekerja dengan hasil eksegesis (pertimbangan tata bahasa, pemikiran dan latar belakang masalah) dan menyusun pola-pola kesat      uan di balik pernyataan-pernyataan individual.

Teologi Histori adalah studi sejarah tentang bagaiamana orang Kristen pada periode yang berbeda mengerti tentang topik-topik teologi. Dalam teologi ini, perbedaaan waktu suatu peradaban akan menentukan kentekstualisasi topik teologi, sehingga membutuhkan pertimanbangan waktu, budaya dan hal-hal lain untuk menari suatu pernyataan historis tentang suatu topik alkitab.Oleh karena pengaruh perbedaan masa, maka akan menentukan formulasi-formulasi dogmatisnya dalam perkembangan gereja dari masa ke masa.
Teologi Praktika adalah teologi yang berbicara tentang penerapan ilmu teologi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembaharuan, pengudusan, pembinaan, pendidikan dan pelayanan manusia. Jadi, bias dikatakan bahwa teologi ini pada akhirnya berbicara tentang pengalaman empiris antara Firman Allah dengan kehidupan manusia. Disini juga dibuktikan bahwa Firman Tuhan dapat bersentuahn langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dapat memebuat manusia merasa kedekatan atau keintiman dengan Allah lewat praktik Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Bidang praktika memberikan perhatian besar pada teori dalam praktik penerapannya. Dalam teologi praktika pernanan Roh Kudus menjadi sangat penting mengingat kemampuan manusia melakukan kehendak Allah tidak datang dari manusia sendiri, melainkan kemampuan yang diberikan Allah sendiri yang dalam hal ini kehadirannya dalam pribadi Roh Kudus. Hal ini mejadikan teologi praktika menjadi sangat penting, karena sekuat apapun penggalian alkitab terhadap suatu topik tertentu tidak akan berguna bila tidak ada penerapannya.

SOLI DEO GLORIA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar