I.
DEFINISI TEOLOGIA SISTEMATIKA DAN DOGMATIKA
Teologi adalah usaha manusia untuk mengenal Allah, dan selama
manusia berusaha melakukannya usaha itu tidak dapat menghasilkan sesuatu yang
sempurna, hal ini yang menyebabkan ada beragam pandangan yang dihasilkan dari
pemikiran manusia yang terbatas yang mencoba memikirkan Allah yang tak
terbatas.
Teologi sistematika adalah suatu studi tentang apa yang diajarkan oleh Alkitab secara
keseluruhan bagi kita pada saat ini dalam topik tertentu dengan analisa yang
mendalam. Teologi sistematika lebih kepada interkasi langsung dengan teks
Alkitab dalam rangka untuk mengerti apa yang Alkitab katakan kepada kita
tentang subjek teologi yang bervariasi. Fokus utamanya ialah rangkuman
pengajaran kitab suci yang dapat dimengerti dan diformulasi dengan sangat
hati-hati dalam suatu pernyataan. Dengan pengertian tersebut maka terlihat
bahwa orang Kristen sebenarnya sering menerapkan teologi sistematika (atau
setidaknya membuat pernyataan teologi sistematika). Contohnya: “Alkitab berkata
bahwa setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus akan selamat”. “Alkitab
berkata bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa”. “Alkitab
berkata bahwa Yesus akan datang kembali”. Rangkuman – rangkuman dari pernyataan
Kitab Suci tersebut dan beberapa lainnya adalah pernyataan teologi sistematika.
Faktanya, setiap waktu orang Kristen mengatakan sesuatu tentang apa yang
dikatakan Alkitab secara keseluruhan, mereka sebenarnya sedang melakukan
theologi sistematika, juga lewat berfikir dalam topik yang bervariasi dalam
menjawab pertanyaan “Apa yang diajarkan
Alkitab pada kita hari ini?”.
Teologi
sistematika dapat dilakukan dengan sederhana oleh orang Kristen yang tidak
belajar Teologi Sistematik itu sendiri. Namun untuk teologi sistematika yang
lebih komplex, teliti dan terjamin harus diorganisir dengan hati-hati lewat
analisa yang mendalam dari bahasa asli teks Alkitab sehingga dapat dirumuskan
dalam suatu pernyataan dengan pertimbangan yang mendalam sehingga menghasilkan
rumusan yang konsisten. Perumusan ini juga menyediakan suatu langkah dalam
mengatasi ketidakakuratan analisa seseorang dalam topik tertentu, yang artinya
bahwa semua doktrin/ pengajaran yang dihasilkan dapat dibadningkan satu sama
lain untuk konsistensi dalam metodologi dan menghilangkan kontradiksi dalam
hubungan antar doktrin. Kemudian, teologi sistematika dengan analisa yang
hati-hati akan jauh lebih detail dari teologi sistematika yang dilakukan
kebanyakan orang Kristen. Contohnya, orang Kristen dapat membuat pernyataan
teologi sistematik lewat pembacaan Alkitabnya bahwa “Alkitab berkata setiap
orang yang percaya pada Yesus Kristus akan diselamatkan”. Hal ini adalah
ringkasan yang sempurna tentang apa yang Alkitab katakan. Akan tetapi, teologi
sistematika yang dipelajari dengan analisa mendalam akan memberikan beberapa
lembar penjelasan tentang makna kata “setiap orang yang percaya” dan 12 bab
akan diperlukan untuk menjelaskan kata “diselamatkan” dalam setiap implikasinya.
Selain itu, analisa mendalam dalam teologi sistematika akan memungkinkan untuk
merumuskan suatu ringkasan dari pengajaran Alkitab dengan lebih akurat dari apa
yang bisa dilakukan orang Kristen pada umumnya, yang tidak menganalisa secara
dalam. Sehingga dalam teologi sistematika ini akan mencegah kesalahpahaman dan
pengajaran yang salah. Pada akhirnya, analisa teologi yang baik harus menemukan
semua pasal relevan dalam Alkitab untuk beberapa topic, bukan hanya pada
beberapa atau sedikit bagian alkitab. Ini sering dimaksudkan bahwa analisa
harus berdasarkan exegese atau interpretasi yang tepat.
Oleh karena
banyaknya topik yang dapat ditilik dalam teologi sistematik, maka akan muncul
hal-hal yang dapat bersifat kontradiktif, hal ini dipengaruhi oleh doktrin
seseorang, namun perlu diingat bahwa yang terpenting bukanlah doktrin itu namun
Kitab Suci itu sendiri sebagai pokok utamanya.
Dogmatika dimengerti
sebagai pengajaran kitab suci secara menyeluruh tentang beberapa topic
particular. Definisi ini berhubungan dengan definisi awal dari teologi
sistematik. Terlihat bahwa “dogmatika” secara sederhana adalah hasil dari
proses melakukan teologi sistemtik tentang suatu topik. Dalam hal ini dapat
dimengerti bahwa dogmatika bisa sangat luas atau sempit. Kita dapat katakan
bahwa “dogmatika tentang Allah” sebagai kategori dogmatika mayor, termasuk
ringkasan seluruh pengajaran Alkitab tentang Allah. Hal ini sperti suatu topic
yang sangat luas. Disisi lain, kita juga dapat berbicara dogmatika yang lebih
sempit seperti dogmatika Trinitas atau Kekealan Allah atau Keadilan Allah. Apa
yang menjadi pengajaran teologi dalam dogmatikanya yang menekankan pada apa yang
patut dipercaya dan diketahui harus diprakitkan dalam etika Kristen yang
penekannya pada penerapan dan tingkah laku.
II.
DEFINISI TEOLOGI BIBLIKA, HISTORIKA, PRAKTIKA
Teologi Biblika adalah teologi yang berurusan langsung dengan
penelaahaan Kitab Suci dari bahasa asli, hal ini membuat teologi biblika erat
kaitannya dengan teologi eksegesis. Sehingga bias dikatakan tidak ada teologi
biblika tanpa teologi eksegesis, karena ketergantungan satu sama lain.
Peneleaahan alkitab secara langsung dengan ilmu eksegesis membutuhkan
ketelitian, sehingga menghasilkan kategori-kategori dan kesatuan kitab yang
menyeluruh di balik penafsiran, eksegesis menyediakan data yang kemudian
menghasilkan teologi biblika yang baik. Teologi bibilika bekerja dengan hasil
eksegesis (pertimbangan tata bahasa, pemikiran dan latar belakang masalah) dan
menyusun pola-pola kesat uan di balik
pernyataan-pernyataan individual.
Teologi Histori adalah studi sejarah tentang bagaiamana orang Kristen pada periode yang
berbeda mengerti tentang topik-topik teologi. Dalam teologi ini, perbedaaan
waktu suatu peradaban akan menentukan kentekstualisasi topik teologi, sehingga
membutuhkan pertimanbangan waktu, budaya dan hal-hal lain untuk menari suatu
pernyataan historis tentang suatu topik alkitab.Oleh karena pengaruh perbedaan
masa, maka akan menentukan formulasi-formulasi dogmatisnya dalam perkembangan
gereja dari masa ke masa.
Teologi Praktika adalah teologi yang berbicara tentang penerapan ilmu teologi dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam pembaharuan, pengudusan, pembinaan,
pendidikan dan pelayanan manusia. Jadi, bias dikatakan bahwa teologi ini pada
akhirnya berbicara tentang pengalaman empiris antara Firman Allah dengan
kehidupan manusia. Disini juga dibuktikan bahwa Firman Tuhan dapat bersentuahn
langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dapat memebuat manusia merasa
kedekatan atau keintiman dengan Allah lewat praktik Firman Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Bidang praktika memberikan perhatian besar pada teori
dalam praktik penerapannya. Dalam teologi praktika pernanan Roh Kudus menjadi
sangat penting mengingat kemampuan manusia melakukan kehendak Allah tidak
datang dari manusia sendiri, melainkan kemampuan yang diberikan Allah sendiri
yang dalam hal ini kehadirannya dalam pribadi Roh Kudus. Hal ini mejadikan
teologi praktika menjadi sangat penting, karena sekuat apapun penggalian
alkitab terhadap suatu topik tertentu tidak akan berguna bila tidak ada
penerapannya.
SOLI DEO
GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar