Berporos Pada Masalah
Saya gembala yang
memiliki beban pada gereja-gereja di daerah Kristen yang miskin dengan jemaat
yang memprihatikan ditiliki dari segi kesehatan. Perhatian saya jatuh pada
gereja-gereja suku di daerah Sabu. Kepulauan sabu terletak diantara pulau sumba, pulau rote dan pulau timor,
pada 1210 45’ sampai 122 4’
BT dan 10 27’ sampai 10 38’ LS. Mata pencaharaian utama orang sabu adalah
petani. Pada umumnya mereka bekerja sebagai peladang dan penyadap lontar.
Menurut data tahun 1988, dari antara penduduk yang berjumlah 57.809 jiwa,
terdapat 33.112 orang petani, pegawai 3.392 orang, tukang 142 orang, nelayan
125 orang dan pedagang 65 orang. Pola kegiatan para petani masih terikat pada
siklus kegiatan menurut kalenndar lunar yang sangat erat kaitannya dengan adat
istiadat yang bersumber pada konsep religi dari agama suku orang sabu. Hasil
produksi pertanian sangat tergantung pada curah hujan serta teknologi pertanian
yang sederhana. Dengan kesederhanaan ini dan keteetutupan daerah menjadikannya
“remote area” atau menjadi daerah
terbelakang. Daerah ini menjadi daerah miskin dengan tingkat kesahatan yang
buruk. Hal ini diakibatkan kurang pengetahuan tentang Prilaku Hidup bersih dan
Sehat (PHBS) dalam masyarakat.
Berporos Pada Firman Allah
Dalam I Korintus
6: 19 dikatakan bahwa “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah
bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,
-- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” dan I Korintus 6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya
telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” serta I
korintus 12:27 mengatakan “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya.”
Ketiga ayat diatas mengingatkan kita bahwa tubuh
kita memang sesuatu yang fana, namun selama kita hidup, tubuh kita merupakan
bait Allah. Allah ini bersifat kudus adanya, oleh karena itu dengan tubuh yang
dipercayakan Allah ini kita diharapkan untuk memeliharanya dengan penuh
tanggung jawab, karena kita tidak berkuasa atas tubuh kita sendiri. Dengan
tubuh yang terpelihara dan dihargai maka kita telah memuliakan Allah lewat
tubuh. Setiap manusia yang juga merupakan bagian dari tubuh Kristus mengemban
tugas dan tanggung jawab untuk saling membangun, mengingatkan dan menolong
dalam menjaga dan memelihara tubuh yang telah Allah berikan.
Dengan mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan
tubuh termasuk pemeliharaan dan kesehatannya kita secara tidak langsung telah
tidak memuliakan Allah dan tidak memberikan tempat terbaik bagi Allah. Oleh
karena itu sebagai gembala saya memberikan perhatian pada bidang kesehatan bagi
warga Sabu lewat penggembalaan warga gereja dewasa.
Berporos Pada Profesi
Sebagai
seorang gembala, saya juga telah diperlengkapi dengan pengetahuan dan skill yang cukup memadai dalam bidang
kesehatan karena latar belakang pendidikan saya. Oleh karena itu, selain
melibatkan petugas kesehatan setempat, saya juga melibatkan diri secara
langusng dalam pelayanan yang bersifat holistik ini. Saya memiliki program
untuk memberikan seminar tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
juga difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Setempat untuk meningkatkan kualitas
kesehatan jemaat gereja saya.
Dengan mata pencaharian yang
sebagian besar di laut, maka terlebih dahulu saya memfokuskan pada permasalahan
penggunaan air. Pembedaan air bersih untuk dikonsumsi, untuk mandi dan untuk
keperluan rumah tangga. Dengan keterbatasan saya, saya membutuhkan tenaga
“Kesehatan Lingkungan” untuk mengajarkan kepada jemaat cara penyulingan air
secara sederhana, baik itu air hujan maupun air laut yang dapat dijadikan tawar
bila tidak ada mata air yang memancarkan air pada musim kemarau.
Setelah
itu, akan dijelaskan lebih jauh tentang PHBS, tentang harus adanya MCK/ WC di
rumah, tentang membiasakan diri hidup bersih dengan mandi teratur dan cuci
tangan teratur. Memulai dari hal-hal sederhana ini akan mengantarkan pada
kesadaran yang lebih tinggi akan kesehatan. Sehingga ketika ada jemaat yang sakit,
mereka tidak berpikiran kuno seperti “diguna-guna” atau “disantet”, melainkan
mereka dapat menganalisa kebiasaan hidup mereka, apakah sudah mendekati standar
PHBS atau belum. Dengan kesdaran akan kesehataan yang mulai timbul mereka tidak
cepat memutuskan untuk berobat kedukun atau melakukan hal-hal yang tidak masuk
akan dan tidak bersih lainnya, akan tetapi mereka dapat berpikir logis
sederhana dan mencapai pertolongan yang tepat baik secara fisik (medis) maupaun
rohani (hamba Tuhan).
Kesimpulan
Dengan peningkatan kesadaran akan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka kualitas hidup jemaat akan lebih
baik. Dari sini dapat menjadi titik mulainya pendidikan-pendidikan kesehatan
lainnya yang lebih kaya untuk menambah wawasan jemaat dan bermanfaat bagi
kehidupan praktis jemaat. Dengan cara ini, secara tidak langsung gembala telah
mulai menciptakan jemaat yang cerdas dengan pemikiran injil yang bersifat holistic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar