Sumber : Jawa Pos 10 Agustus 2014
Hal : 2
Judul berita : Prinsip untuk Anggota Baru Bergabung
atau Dibunuh
Dalam
beberpa bulan terakhir, berita ISIS memang merupakan berita yang paling
disoroti publik. Isu tentang organisasi ini telah meresahkan masyarkat lokal
maupun internasional. Pada awalnya aksi yang dilakukan ISIS masih berorientasi
di Iraq saja, namun pada akhirnya pergerakannya berkembang pesat hingga seluurh
dunia. ISIS merupakan singkatan dari Islamic
State in Iraq and Syria yang kemudan dikabarkan berganti nama menjadi IS (Islamic State). Dari perubahan nama ini
saja sudah terlihat jelas bahwa terdapat perluasan tujuan mereka, mulai dari
ingin mendirikan Negara Islam di Irak dan Siria, menjadi ingin mendirikan
Negara Islam tanpa batasan wilayah.
Cara
kerja kelompok ini sangat sadis, mereka tidak segan-segan menyiksa bahkan
membunuh orang-orang yang menolak bergabung dengan mereka, termasuk orang
Islam. Secara strategi dan kekuatan militer, kelompok ini telah membuktikan
keunggulannya dengan menaklukan daerah-daerah pertambangan minyak di Iraq dan
Syria. Di Iraq sendiri, IS mengklaim telah menguasai 17 kota. Tentu saja target
mereka yang selanjutnya adalah negara-negara lain, bahkan Amerika. Filosofi
dari kelompok ini ialah jika melawan, maka akan dibunuh. Jika bergabung, maka
harus bekerja, menuruti perintah dan dibawah kekuasaan IS dalam kondisi apapun.
Faktanya, bila seseorang yang dipaksa bergabun menolak ajakan mereka, maka
pilihan lainnya hanyalah mati.
Disamping
pergerakan perekrutan yang sadis, merekapun tidak sungkan mengembangkan diri
secara sopradis dengan bom bunuh diri. Hal ini dikarenakan mereka memiliki
dukungan pasukan dan finansial yang memadai. Dukungan finansial mereka, dapat
saja dari zakat, karena uang zakat dapat digunakan untuk menolong prang miskin
dan juga mendukung mereka yag berperang dlam jihad.[1]
Setelah
mengetahui gambaran tentang IS ini, maka penulis dapat mengaitkannya dengan
perihal jihad dalam Islam. Motivasi mereka tentunya lahir dari ayat-ayat dengan
elemen kekerasan yang ditafsirkan oleh para fundamentalis.
Jihad
didalam Islam merupakan mempertahankan Negara Islam dan Islam dalam melawan
musuh. Islam adalah agama damai yang hanya berperang melawan siapa yang
memeranginya. Mereka adalah orang kafir, murtad, Kristen, Yahudi, pengkhianat
Allah. Mereka menyebarkan dakwah islam melalui pedang dan kekerasan.[2]
The Noble Quran mendefinisikan
jihad dalam kamusnya sebagai berikut: “Perjuangan suci demi tujuan Allah atau
upaya apapun untuk menjadikan firman Allah (yaitu Islam) superior. Jihad
dipandang sebgaai salah satu hal yang fundamendtal dalam Islam.”[3]
Tentu
saja ada ayat-ayat yang mendasari definisi-definisi tersebut, dianataranya:
“fight
and slay the Pagans wherever you find them, and seize them, beleaguer them, and
lie in wait for them in every stratagem (of war); but if they repent, and
establish regular prayer and practice regular charity, then open the way for
them: for Allah is Oftorgiving, Most Merciful”. Surah 9:5[4]
Fight
against those who believe not in Allah, nor the Last Day, nor forbid that which
has been forbidden by Allah and His Messenger ( Muhammad) and those who acknowledge
not the religion of truth (i.e.islam), until they pay the Jizyah (tax) with
willing submission and feel themselves subdued. Surah 9:5
Oleh
karena ayat-ayat pedang diatas maka pada masa awal Islam, jihad dipadang
sebagai metode yang diberkan Allah untuk melakukan ekspansi wilayah dari
politik Isam, hingga semua kaum politeis memeluk Islam (atau dibunuh) dan orang
Yahudi serta orang Kristen dengan kerendahan menundukkan diri kepada dominasi
Islam.[5]
Pemahaman ini dikonsolidasikan dalam pengajaran Islam klasik yang
diformulasikan juga dalam organisasi serupa ISIS atau IS. Sehingga peregerekan
seperti ini seharusnya sudah tidak mengagetkan lagi.
Bentuk
pemberontakan ini telah terjadi sejak dulu, misalnya dalam kasus pembunuhan
Prsiden Mesir Anwar Sadat oleh kaum radikal yang mengaku sedang berjihad,
peledakan gedung kembar WTC di New York tanggal 11 September 2001, Peledakan
Bom di Kuta Bali pada Oktober 2002 yang ternyata dilakukan oleh para pemuda
Muslim yang mengaku sedang melakukan jihad, Bom bunuh diri di Hotel
Mariot-Jakarta oleh seorang Muslim yang merasa sedang berjihad.
Di
samping itu penulis juga menemukan alasan fundamental lain yang menyebabkan
seseorang rela berjihad, termasuk dengan cara bergabung dengan kelompok IS.
Alasan tersebut ialah, tidak adanya jaminan untuk seorang muslim masuk sorga.[6]Satu-satunya
penghiburan bagi mereka hanya terdapat dai satu ayat dalam Surah ke 4:47,
kiranya mereka
yang memberi hidupnya didunia untuk berperang karena Alah, dan bagai barang
siapa yang berperang dalam nama Allah, dan ia terbunuh atau beroleh kemenangan,
maka kami akan memberinya hadiah yang besar (sorga).
Jadi
berdasarkan ayat ini, para militant jihad dalam organisasi apapun berpandangna
bahwa jika mereka mati karena jihad, mereka bahkan tidak perlu dikubur atau
menunggu hari penghakiman; tetapi langsung menuju sorga. Jihad sebagai
satu-satunya kontrak antara Allah dan Muslim bahwa jika mereka berjihad, maka
Allah akan menganugerahkan kehidupan kekal. Ganjaran kehidupan kekal tersebut
begitu terkenal dengan suatu surga yang penuh dengan cahaya yang memukau
pandangan, yang secara gamblang disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an.
Dan, orang-orang
yang dikarunia Tuhan: Mereka berada diatas dipan yang bertahtakan emas dan
permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh
anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala)
berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan, dan bidadarai yang bermata jelita,
laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
lakukan (QS 56:15-24)[7]
Jadi, dalam pemahaman mereka memang
hanya dengan cara inilah mereka dapat mencapai sorga. Perbuatan baik seumur
hidup tidak pernah menjamin mereka dapat ke sorga.
Kelompok-kelompok radikal
fundamentalis (termasuk IS) sebenarnya sangat memumbutuhkan kasih Allah. Karena
keselamatan yang mereka rindukan sesungguhnya hanya ada dalam Yesus (Yohanes
14:6), tidak ada usaha yang dapat dilakukan untuk beroleh keselamatan, semuanya
hanya oleh anugerha (Yohanes 3:16). SOLI
DEO GLORIA.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Laleh,Encyclopeda
of Islamic Law: A Compendium of Amjor School, Chicago, ABC International
Group, 1996.
Gabriel, A. Mark, Islam and Terorism, USA: Strang Company, 2002.
Interpretation of te meaning of the Noble Qur’an in
the English Language (translated by Al-Hilali and Khan)
Sokhdeo, Patrick, Global Jihad: The Future in the Face of Militant Islam, McLaren,
VA: Isaac Publishing, 2007.
Spencer, Robert,Islam
Unveiled: Disurbing Questions about the World’s fastest-growing faith, San
Fransisco: Encounter Books, 2002.
[1]
Laleh Bakhtiar, Encyclopeda of Islamic
Law: A Compendium of Amjor School, (Chicago, ABC International Group,
1996)., 241
[2]
Mark A Gabriel, Islam and Terorism, (USA:
Strang Company, 2002).,1
[3]
Interpretation of te meaning of the Noble Qur’an in the English Language
(translated by Al-Hilali and Khan)., 809
[4]
Mark A Gabriel,…,40
[5]
Patrick Sokhdeo, Global Jihad: The Future
in the Face of Militant Islam, (McLaren, VA: Isaac Publishing,2007)
[6]
Mark A Gabriel,…,27
[7]Robert
Spencer, Islam Unveiled: Disurbing
Questions about the World’s fastest-growing faith, (San Fransisco:
Encounter Books, 2002).,73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar